Matahari
pagi itu tak isyaratkan apa-apa begitu hangat menghilangkan kabut sisa
subuh tadi. Embun di dedaunan mulai bergulir jatuh menyentuh tanah yang
kering tak tersentuh hujan di hari kemarin. Burung-burung pun sibuk
dengan celotehannya menyambut pagi ini. Sedangkan aku, aku sibuk dengan
selimbutku yang semalaman menutupi tubuhku dari dingin malam tadi.
Dengan bantal dan guling setia menemaniku arungi dunia mimpi.” Argh..
males bagun” Gerutuku bermalas-malasan. “tp hari ini aku mau bantu kaka
ku pindahan, ,”. Aku paksakan badanku untuk bangkit dari tidurku,
walaupun msh terasa ngantuk.
Krrrrinnnngggg...bunyi handphone di ujung meja, cepat kuraih dan berharap itu dari seseorang. Dengan penuh harap ku buka inbokku, "pagi a" tertulis di inbokku dengan pengirim bernama Sri. Sri adalah orang paling ku harap jadi pacarku. Sudah lama aku berharap padanya, tapi aku gak tau kenapa aku gak pernah bisa menyatakan perasaan ku padanya.
Dia berbeda dengan wanita lainnya, dia wanita terbaik yang pernah ku kenal. Oh ia, kalau bicara tentang pertama kita kenalan, bisa di bilang unik,aneh, sekaligus jujur aku bahagia bisa mengenalnya. Bayangkan sajapertama kenal dia gar-gara sms nyasar (hari gini masih ada sms nyasar wkwkwk, mungkin ini jodoh kali ya?). Kalau di FlashBack dari pertama kita kenal sampai sekarang, banyak hal yang takan pernah bisa ku lupakan seumur hidupku, ya meskipun itu gak semua cerita tentang kebahagiaan, kesenangan, kesedihan juga banyak berpartisipasi dalam perjalan kita berdua. Ya wajarlah namanya juga hidup.
"Pagi juga de" ku balas smsnya. Ku simpan lagi hp ku di atas meja, dan ku raih handuk yang menggantung di kamarku yang berantakan, maklumlah kamar cowok, "saatnya mandi biar seger" ocehku sambil berjalan ke kamar mandi. Gak sampai 5menit selesai mandiku, ku tengok lagi hp ku yang masih diam di tempatnya tapi sedikit bergeser posisinya, mungkin itu karena getar dari pesan yang masuk. Dengan rambut yang masih basah, dan tubuhku hanya di lilit handuk tipis dari lutut sampai pinggang ku buka pesan masuk . Hampir tiap hari, tiap jam kita saling mengirim pesan, menanyakan kabar, saling berbagi cerita, atau hanya sekedar mengisi kejenuhan.
Yosh, ku awali langkahku dengan membaca bismillah, dan niat.
Doaku hari ini " Ya allah terima kasih atas rahmatMu untuk pagi ini, jauhkanlah dari hal-hal yang tak di ridhoi olehMu".
Ku langkahkan kakiku menuju rumah kakakku yang mau pindah, dengan langkah yang terburu-buru karena arlojiku menunjukan pukul 08:30. Aku janji mau membantu dia pindahan, gak sampai 1 menit aku sudah sampai di sana karena jarak nya cuman beberapa meter dari rumahku hehe. Kakaku mau pindah ke perumahan di sekitar kota kecil ciamis. Satu persatu barang mulai di angkut ke dalam mobil dan setelah semua terangkut kita segera berangkat kerumah barunya.
Doaku hari ini " Ya allah terima kasih atas rahmatMu untuk pagi ini, jauhkanlah dari hal-hal yang tak di ridhoi olehMu".
Ku langkahkan kakiku menuju rumah kakakku yang mau pindah, dengan langkah yang terburu-buru karena arlojiku menunjukan pukul 08:30. Aku janji mau membantu dia pindahan, gak sampai 1 menit aku sudah sampai di sana karena jarak nya cuman beberapa meter dari rumahku hehe. Kakaku mau pindah ke perumahan di sekitar kota kecil ciamis. Satu persatu barang mulai di angkut ke dalam mobil dan setelah semua terangkut kita segera berangkat kerumah barunya.
Aku mulai merebahkan diri di sofa depan rumah kakaku yang baru dengan di lumuri keringat diseluruh tubuhku. "cape de...?" ucap kakaku, "lumayan kak.. huh" jawabku dengan mengeluh,
"ya sudah istirahat di kamar, sekalian tidur kalau cape." Kakakku menyuruh untuk istirahat di kamar. "ia ka nanti, eh ada carger gak ka? hpku mati nii.." ucapku. "ada di kamar" ucap kakaku, kemudiandia pergi kedalam rumah lagi. Segera aku masuk ke kamar gak sabar buat cas hp, takutnya Sri sms. Dengan semangat aku masukan ke handphoneku yang dari tadi mati karena batrenya habis. Yosh, benar saja setelah nyala ku terima dua sms dari dia, tapi betapa terkejutnya aku setelah membaca sms dari dia,, aku mengulang kembali untuk membacanya takutnya aku salah baca, dengan nada sedu aku baca " A aku di lamar seorang pemuda dan orang tuaku semua menyetujuinya.
Jujur a, ade belumsiap untuk nikah, tapi ade melihat kebahagiaan di mata mamah ade pas orang itu lamar ade, ade gak mau ngerusak kebahagiaan mamah ade dengan menolak lamaran itu." Aku terdiam tak percaya dengan apa yang aku baca, "apa akusedang bermimpi?" tanyaku dalam hati. "semua ini benar-benar terjadi?" hatiku terus meyakinkan semua ini, tanpa terasa air mataku mulai mengalir membasahi pipiku. " ya allah kuatkan hati ini, aku tidak rela dia menikah degan orang lain. Aku sayang dia, aku cinta dia." ucapku dengan berlinang air mata. "de sini makan dulu" ucap kakaku di luar kamar. "nanti saja ka aku belum lapar" jawabku dengan dengan air mata masih mengalir di pipiku. "de kamu baik-baik saja?" tanya kakak ku dengan nada khawatir, "aku baik-baik saja ko ka" jawabku berbohong. " ya sudah nanti kalau lapar ke dapur saja yah." ucap kakakku. Aku kembali dalam lamunanku tak tau apa yang harus ku tulis dalam balasan sms dia.Sejak hari itu kehidupanku berubah drastis, gak ada penyemangat hidup lagi buatku. Aku lalu hari tanpa sms dari dia, perhatian dari dia, canda tawa dia yang s'lalu mebuatku bersemangat menjalani hari demi hari. Penyesalan yang kurasakan, aku bagaikan sebuah kapal tanpa awak terapung di lautan tanpa tujuan, tanpa arah. Senyumannya masih jelas tergambar di dalam ingatanku. Seminggu lagi dia akan melakukan pernikahan dengan seorang pengusaha sukses yang melamarnya tempo hari. Kriiinggg... handphine ku berbunyi, ku ambil dan aku mulai membacanya ternyata dari sri.
"a sebelu ade benar-benar menikah dengannya, ade gak alagi ada rahasia di antara kita, a jujur selama ini ade suka sama aa, ade selalu berharap aa jadi pacar ade, tapi ade sadar diri ko aa udah nganggap Sri sebagai ade aa sendiri, begitu pula dengan ade. Maaf ade baru jujur sekarang". Tubuhku mulai melemas, aku tak sanggup berdiri lagi haru teercipta begitu saja berderai air mata di basuh pilu, aku terpaku di tempatku, menatap kosong seakan dunia berakhir hari ini. Aku tak percaya di memendam perasaan yang sama sepertiku, penyesalanku semakin dalam kurasakan, kenapa aku begitu bodoh hingga tak pernah tau dan merasakan perasaan dia, bodoh...! bodoh...! aku benar-benar bodoh, hingga aku tak pernah tau itu, kenapa aku berani menyatakan cintaku. Setelah semua terlambat aku mulai sadar, cinta siapa yang tau?, aku mencintainya begitupun dia, kita tak pernah tau kapan cinta datang dan kapan cinta pergi, cinta butuh keberaniaan, berani sakit hati, berarti kita berani untuk memperjuangkan kebahagiaan. Aku berjanji pada diriku sendiri inilah cinta terakhir yang aku sesali. Kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri dan akanku lakukkan yang terbaik untuk hari ini. Satu doa untuk mengiringi hari kebahagiaanmu. Kini bahagialah kau disana dengan dirimu yang baru. Aku akan mengenangmu untuk selamanya.